“Talking about your feelings is so important.” Patrick Miranda, Movements.
Beberapa hari yang lalu No Good Left To Give (B-Sides) rilis dengan dua trek didalamnya yang bertajuk “Panic” dan “No Silhouete”. Kedua trek ini sangat berkesinambungan dengan album mereka sebelumnya “Feel Something” yang sedikit banyak bersuara tentang bagaimana menderitanya orang yang mengalami gangguan kesehatan mental. Feel Something yang rilis pada tahun 2017 lalu sangat menarik perhatian saya secara personal karena dengan riff- riff khas post-hardcore dan sentuhan alternatif rock 90an bak Citizen dengan suara lantang Patrick Miranda yang penuh dengan amarah ditambah lirik yang ia buat, membuat kita semakin menjadi dramatis saat mendengarkan karya-karyanya.
Di album Feel Something, “Daylily” adalah trek yang menjadi highlight. Miranda terinspirasi dari kisah pasangannya yang sedang berjuang terhadap peyakit kejiwaan yang sedang dialaminya. Dan kekuatan “Pink Cloud Days” yang menginterpretasi setiap proses kesembuhan pasangannya dan untuk akhirnya memiliki jumlah lebih banyak hari baik daripada hari-hari yang menurutnya buruk.
NGLTG (B-sides) ini disambut dengan senang sekali oleh para pendengarnya karena kedua trek yang didalamnya sangat berkesinambungan dengan album Feel Something yang sangat menarik perhatian semua orang. Dalam rilisan ini, Panic adalah trek yang sangat di highlight oleh Movements. Menceritakan seseorang yang sedang berjuang dengan kesehatan mental yang ia alami dan merasa kebingungan untuk apa meneruskan hidup. Dia merasa sendiri dan tidak bisa menungkapkan apa yang ia rasakan dalam kehidupan yang tidak bisa dirasakan sama sekali.
“Define me the illness I’ve become
I’ll press it to my lips and place the product on my tongue
I’m finding relief in emptiness and numb because of it
But I’ll take what I can get”
Bicara soal Patrick Miranda dan bagaimana bisa menulis lirik yang begitu dramatisnya, Miranda memiliki masa kecil yang bisa dibilang sulit dan sangat begitu muda untuk menjalani penderitaan kesehatan mental. Frontman Movements ini didiagnosis Obsessive Compulsive Disorder dan perjuangannya menghadapi kesehatan mental itu berlanjut dari hari ke hari. Tetapi, hal itu tidak membuat Miranda dan Movements berhenti dalam bermusik. Vokalis Movements itu berjuang untuk menjelaskan kepada orang tuanya dan orang-orang di sekitarnya tentang perasaan tidak nyaman yang dia alami, dan itu berarti masalahnya semakin parah. Melalui musik-musiknya, Movements dengan lantang bersuara untuk mengkampanyekan kepada orang-orang agar lebih meningkatkan kesadaran seputar kesehatan mental ini.
Patrick Miranda sangat menggunakan musik sebagai pelampiasan juga untuk sarana membicarakan hal-hal yang tidak bisa dibicarakan pada percakapan sehari-hari. Memang, membahas kesehatan mental merupakan sebuah tren dan sudah banyak band yang membicarakan tentang ini. Semua band dengan mudah terikat dengan pembicaraan ini dan menurut saya secara personal, mereka hanya melakukan itu untuk menjadi bagian dari tren yang sedang menjamur pada saat ini. Namun tidak dengan Miranda, ia menulis semua yang ia rasakan dengan dan menjadikannya sebuah karya untuk semua orang karena Miranda sangat tau bagaimana pentingnya mengungkapkan perasaan yang sedang ia rasakan untuk melepaskan diri dari kesehatan mental yang ia alami.
Kesehatan mental akan selalu menjadi bagian dari Movements dan Patrick Miranda. Dia akan terus menulis dan membuat karya yang membicarakan kesehatan mental bersama Movements. Musik sangat terapeutik bagi semua orang dan saya yakin, setiap orang yang mendengarkan karya-karya dari Movements akan merasa lebih baik dan dibuat sadar jika kalian tidak sendirian merasakan ini.
THANKS GOD, THANKS MOVEMENTS!